Kamis, 05 September 2019

Khutbah Jum'at: Menjaga Amanah dan Tanggung Jawab


Khutbah Jum’at
Menjaga Amanah dan Tanggung Jawab
Oleh: Drs. Suyono, M.Ag. ( Anggota Majelis Tabligh PDM Kota Yogyakarta )

Khutbah Pertama:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِا للهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَآ أَيُّهاَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ يَآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ. اللهم صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلمْ

Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dirahmati Allah SWT
Segala puji bagi Allah SWT pengurus Alam Semesta, tiada tidur tiada pula mengantuk, senantiasa mengawasi gerak dan laku hambaNya dan menjadikan dunia ini sebagai ujian dan cobaan bagi orang-orang beriman.
Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang pantas disembah melainkan hanya Allah SWT dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya, shalawat serta salam semoga selalu dlimpahkan kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga, para sahabat dan semua pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Tidak lupa pula saya mengajak kepada para jama’ah sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, yaitu dengan mentaati perintah dan menjauhi laranganNya. Di antara bentuk ketakwaan tersebut adalah menunaikan amanah yang telah dibebankan kepada kita semua.



Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dirahmati Allah SWT
Setiap manusia yang berada di permukaan bumi ini memiliki amanah dan tanggung jawab, kecil atau besar, ringan ataupun berat, baik amanah yang datang dari sang Khaliq maupun yang datang dari sesama manusia. Semuanya dituntut untuk menjalankan amanah itu dengan sebaik mungkin. Islam telah mengajarkan ummatnya untuk memiliki sifat mulia ini, banyak keistimewaan bagi siapa saja yang menghiasi dirinya dengan sifat ini, sebaliknya ada ancaman keras bagi siapa saja yang melalaikannya
Allah telah memerintahkan kepada kita untuk menjadi pribadi yang amanah, baik amanah kita sebagai seorang Muslim yang harus menjalankan kewajiban-kewajiban kita kepada Allah, maupun amanah-amanah lain sesuai kapasitas dan kedudukan kita dalam masyarakat, seperti sebagai kepala keluarga, sebagai anak, sebagai karyawan, maupun amanah sebagai pemimpin. Inilah yang dapat kita pahami dari firman Allah subhanahu wa ta’ala:
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤدُّواْ الأَمَانَاتِ إِلٰى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُواْ بِالْعَدْلِ إِنَّ اللهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللهَ كَانَ سَمِيْعاً بَصِيْراً ﴿٥٨﴾
 “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa’: 58).
Oleh karena itu, mari kita sadari betapa besar ancaman Allah, jika kita mengabaikan amanah yang dipikulkan di pundak kita. Rumah tangga akan hancur berantakan manakala ayah, ibu, atau anak tidak memenuhi amanah yang telah menjadi kewajiban mereka masing-masing. Masyarakat dan negara juga akan hancur, apabila para pemimpin tidak menjalankan amanah yang dipercayakan kepadanya; apakah sebagai ketua RT, ketua RW, kepala desa, camat, bupati/walikota, gubernur, presiden, atau juga para wakil rakyat. Tentu hal ini akan semakin rusak ketika rakyatnya pun tidak menjalankan fungsi mengingatkan atau amar ma’ruf nahi mungkar.
Itulah sebabnya Nabi Muhammad mengingatkan kita tentang beratnya mengemban amanah ini. Diriwayatkan oleh sahabat Abu Dzar radhiyallahu anhu, ia berkata:
 “Wahai Rasulullah jadikanlah saya sebagai pemimpin, maka Rasulullah menepuk pundaknya sambil berkata: Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau orang yang lemah dan kepemimpinan itu adalah amanah, dia di hari kiamat nanti merupakan penyesalan dan kesedihan, kecuali yang mengambilnya dengan haknya dan menunaikan semua kewajiban di dalamnya.” (HR. Muslim).
Begitu beratnya, ia membutuhkan orang yang kuat untuk memikulnya. Sungguh amanah kepemimpinan, dalam semua levelnya, bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan. Sebab kelak seluruh telunjuk orang yang dipimpin akan mengarah kepada pemimpinnya. Maka sekali lagi, amanah itu tidak ringan. Itulah sebabnya, langit dan bumi pun menolak ketika akan diberi amanah oleh Allah. Allah SWT berfirman:
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُوْماً جَهُوْلاً ﴿٧٢﴾
 “Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh” (QS. Al-Ahzab: 72).
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengidentikkan bahwa orang-orang yang suka berkhianat atas amanah yang diberikan kepadanya sebagai orang-orang yang memiliki tanda-tanda kemunafikan. Abu Hurairah radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
اٰيٰةُالْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ  ِاذَاحَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَاوَعَدَأَخْلَفَ وَإِذَااؤْتُمِنَ خَانَ
 “Tanda-tanda orang munafik ada tiga; jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika diberi amanah ia berkhianat.”(Muttafaq Alaihi).

Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dirahmati Allah SWT
Lalu apakah sebenarnya amanah itu? Amanah menurut bahasa berasal dari kata ‘aman’, yaitu kebalikan dari takut.  Sedangkan amanah adalah kebalikan dari khianat. Amanah menurut istilah artinya perilaku yang terpancar dari jiwa, dengannya seseorang menjaga diri dari apa-apa yang bukan haknya walaupun terdapat kesempatan untuk melakukannya, tanpa merugikan dirinya di hadapan orang lain; dan menunaikan kewajibannya kepada orang lain, walaupun terdapat kesempatan untuk tidak menunaikannya tanpa merugikan dirinya di hadapan orang lain.
Amanah merupakan salah satu akhlak dasar para utusan Allah, yaitu shiddiq, amanah, fatanah, dan tabligh. Sifat mulia ini juga harus dimiliki oleh kaum Muslimin, baik tua-muda, laki-laki-perempuan, pemimpin, maupun orang biasa. Allah subhanahu wataala memberikan keutamaan kepada orang-orang yang menunaikan amanah sebagai balasan baginya.
Pertama, amanah merupakan jalan menuju kesuksesan. Allah subhanahu wataala berfirman di dalam Surat al-Mukminun ketika menyebutkan sifat-sifat orang mukmin yang beruntung dan akan mendapatkan surga Firdaus, di antaranya adalah orang-orang yang memelihara amanah-amanah yang diembankan kepadanya.
وَالَّذِيْنَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ ﴿٨﴾ وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ ﴿٩﴾ أُوْلٓئِكَ هُمُ الْوَارِثُوْنَ ﴿١٠﴾ الَّذِيْنَ يَرِثُوْنَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ ﴿١١﴾
 “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi. Yaitu orang-orang yang mewarisi surga firdaus, mereka kekal di dalamnya”(Q.S. Al-Mukminun: 8-11)
Kedua, amanah adalah tanda keimanan seorang Muslim. Rasulullah SAW bersabda:
لَاإِيْمَانَ لِمَنْ لَاأَمَانَةَلَهُ وَلَادِيْنَ لِمَنْ لَاعَهْدَلَهُ    
 “Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memegang janji.”(HR. Ahmad).
Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu alahi wasallam bersabda:
أَرْبَعٌ  مَنْ كُنَّ  فِيْهِ كَانَ مُنَافِقًاخَالِصًاوَمَنْ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌمِنْهُنَّ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنْ النِّفَاقِ حَتّٰى  يَدَعَهَا إِذَااؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَاحَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَاعَاهَدَغَدَرَ وَإِذَاخَاصَمَ فَجَرَ 
“Empat hal, barang siapa dalam dirinya ada empat hal tersebut, dia munafik murni, dan barang siapa yang ada sebagian dari sifat itu, dia memiliki sebagian sifat nifak hingga dia meninggalkannya. Yaitu: Jika dipercaya khianat, jika berbicara bohong, jika berjanji ingkar dan jika bermusuhan (berseteru) dia berlaku curang”.(H.R. Bukhari dan Muslim).

Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dirahmati Allah SWT
Hadits di atas merupakan peringatan yang keras bagi kaum Muslimin agar terhindar dari sifat seorang munafik, yaitu khianat. Seorang Muslim semestinya adalah pribadi yang selalu berusaha untuk menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya.
Ketiga, orang yang amanah layak untuk menerima tanggungjawab. Dalam kisah nabi Musa alaihissalam, Allah subhanahu wataala berfirman:
قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَآ أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِيْنُ ﴿٢٦﴾
 “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Wahai ayahku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.”(Q.S. Al-Qashahs: 26).

Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dirahmati Allah SWT
Demikianlah, keutamaan amanah dan orang-orang yang berusaha menunaikannya. Maka marilah kita berupaya sekuat tenaga untuk dapat menunaikan setiap amanah sekecil apapun yang telah dipercayakan kepada kita dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah subhanahu wataala menguatkan kita untuk mengemban amana-amanah yang dengan sebaik-baiknya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم،أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم

 KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدٰى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ
أَشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُهُ ورَسُوْلُهُ.
يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Di antara yang terpenting adalah tugas, pekerjaan, dan jabatan. Siapa yang menunaikan kewajiban yang Allah bebankan pada tugas dan jabatan tersebut dan merealisasikan kemaslahatan kaum muslimin, maka ia telah menunaikan amanah dan berbuat kebaikan untuk akhiratnya. Adapun yang tidak menunaikannya dengan baik atau mengambil suap dan korupsi menggunakan jabatan dan kedudukannya tersebut, maka ia telah mengkhianati amanah dan mendapatkan bencana dan siksaan Allah serta di akhirat nanti, ia akan dipermalukan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Apabila Allah mengumpulkan semua orang yang pertama hingga terakhir pada Hari Kiamat, maka diangkat tinggi-tinggi tanda bagi orang yang berkhianat (atas amanahnya) dan diteriakkan, ‘Inilah pengkhianatan fulan bin fulan’.” (HR. Muslim)
Demikian juga amanah yang dititipkan orang kepada kita, kita wajib menunaikannya sebagaimana mestinya dan jangan berkhianat walaupun orang lain mengkhianati kita. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
Tunaikan amanah kepada orang yang memberi amanah dan janganlah mengkhianati orang yang berkhianat kepada kamu.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلٰى اْلمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُلِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar